Total Tayangan Halaman

Minggu, 26 Desember 2010

Erupsi Gunung Bromo dan Kesehatan

           Gunung berapi adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Salah satu gunung berapi yang saat ini sedang aktif adalah Gunung Bromo. Pada saat meletus, Gunung Bromo mengeluarkan material-material yang terdiri dari lava, tepra, dan gas. Jenis dan jumlah material yang dikeluarkan saat letusan, bergantung pada komposisi magma yang ada dalam gunung berapi tersebut. Beberapa istilah yang berkaitan dengan gunung berapi yaitu :
  1. Magma merupakan batuan pijar meleleh yang terdapat di dalam perut bumi.
  2. Lava adalah magma yang keluar dari gunung berapi saat terjadi letusan.
  3. Tepra disebut juga dengan material piroklastik (pyroclastic material).
  4. Wedhus gembel/awan panas bernama ilmiah pyroclastic density flow adalah gas.
           Secara umum kandungan 'wedhus gembel' adalah zat padat yang berbentuk debu vulkanik dengan ukuran mulai ash (lebih kecil dari 2 mm) sampai lapili (2-64 mm). Gas yang banyak terkandung dalam gunung berapi antara lain adalah uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), dan sulfur dioksida (SO2); sedangkan gas lainnya dalam jumlah kecil adalah Klorin (Cl2) dan Fluorin (F2). Abu vulkanik/pasir vulkanik/jatuhan piroklastik adalah bahan material vulkanik jatuhan yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan yang warnanya abu-abu. Warna dari abu vulkanik ini berasal dari besi oksida. Abu vulkanik dari Gunung bromo yang terbawa angin ke berbagai arah dapat membahayakan kesehatan warga sekitar, terutama pernafasan, mata, dan kulit.
1. Pernafasan
    Jika abu vulkanik masuk ke dalam pernafasan dengan jumlah yang cukup banyak dapat mengalibatkan  saluran pernafasan membengkak karena efek dari panasnya udara dan dapat menyebabkan iritasi karena bersifat asam (H2SO3 dan H2SO4). Iritasi yang dapat terjadi adalah iritasi saluran pernafasan bagian atas hingga bawah seperti batuk-batuk atau bersin. Namun, jika fasenya lebih lanjut maka dapat menyebabkan sakit tenggorokan, timbunan dahak, sesak nafas, juga kekambuhan pada penyakit paru apabila seseorang sebelumnya memiliki riwayat penyakit pernafasan. Akibat dari lanjutan dari iritasi saluran nafas yang terjadi adalah meningkatnya resiko terjadinya infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Sementara untuk efek jangka panjang bisa terjadi penumpukan debu di paru atau silica yang beresiko terjadinya silikosi. Antisipasinya adalah menggunakan masker yang aman, masker respirator (n95) yang bisa menyaring partikel-partikel kecil agar debu tidak bisa masuk dari samping. Masker biasa cukup tipis sehingga tidak bisa memproteksi 100% karena debu bisa masuk dari bagian samping dan atas.
masker medis
masker n95
2. Mata
    Jika abu vulkanik mengenai mata maka akan mengakibatkan iritasi bahkan kebutaan. Hal ini diakibatkan karena senyawa sulfur pada debu vulkanik dan udara bereaksi dengan air (air mata) menghasilkan asam sulfat. Asam sulfat merupakan asam kuat yang bersifat dapat mengikat air (sebagai zat pendehidrasi). Apabila mata sudah kontak dengan senyawa sulfur (SO3) maka untuk menetralkannya diperlukan air kapur atau natrium bikarbonat (NaHCO3). Pemberian air kapur dan NaHCO3 didasarkan pada prinsip penetralan asam dengan basa karena kedua zat tersebut bersifat basa. Referensi untuk membuat larutan kapur dan NaHCO3 sebagai penetral sangat sulit ditemukan dan bahkan hasil dari penetralan dengan zat basa justru akan menghasilkan garam untuk itu solusi terbaik adalah mengalirkan air pada mata hingga keadaan dirasa lebih baik. Pengaliran air pada mata dimaksudkan agar konsentrasi asam sulfat semakin menurun/encer dan bahkan asam sufat hilang karena terbawa aliran air. Selain asam sulfat terdapat juga silika dioksida (SiO2). SiO3 berbentuk padat berupa partikel debu yang memiliki struktur berpori dan berujung runcing. Jika SiO3 mengenai mata maka dengan bentuknya yang runcing dapat membuat permukaan mata tergores dan hal ini sangat membahayakan karena debu vulkanik juga mengandung SO3 seperti yang telah diterangkan di atas. Pencegahan agar SO3 dan SiO3 tidak mengenai mata adalah pemakaian kacamata khusus yang dapat menghalau debu vulkanik masuk dari berbagai arah.
goggle
3. Kulit
    Abu vulkanik yang mengenai kulit dapat mengakibatkan iritasi yaitu gatal-gatal bahkan kulit dapat terbakar jika abu masih panas dan jumlahnya banyak. Penyebab iritasi karena kulit terkena asam sulfat yang kemudian terasa gatal-gatal. Asam sulfat itu berasal dari SO3 pada abu vulkanik yang bereaksi dengan air ( keringat, uap air di udara). Pencegahan agar kulit tidak terkena abu vulkanik adalah menggunakan mantel saat naik sepeda motor dan memakai pakaian dan celana panjang. Jika sudah terkena abu vulkanik segera dicuci dengan air.
Dari sedikit pemaparan di atas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa erupsi gunung berapi dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Debu vulkanik yang dihasilkan mengandung zat kimia yang berbahaya jika terjadi kontak dengan tubuh dalam waktu yang cukup lama dan konsentrasi yang banyak. Berikut ini adalah reaksi yang terjadi akibat erupsi gunung berapi :

Sumber :Kuliah kimia Lingkungan

Emiliana P. (08303244028)

Efek Interaksi Bahan Kimia Bagi Kesehatan

           Pencemaran yang terjadi di tanah, air, dan udara selalu menimbulkan efek negatif bagi manusia, khususnya kesehatan. Efek yang timbul di akibatkan karena adanya interaksi antara bahan kimia yang satu dengan bahan kimia yang lain. Interaksi bahan kimia dapat terjadi melalui sejumlah mekanisme seperti perubahan dalam absorpsi, pengikatan protein, dan biotransformasi atau ekskresi dari satu atau dua zat toksik yang berinteraksi. Terdapat empat efek interaksi bahan kimia antara lain :
1. Efek aditif
Efek aditif adalah suatu situasi dimana efek gabungan dari dua bahan kima sama dengan jumlah dari efek masing-masing bahan bila diberikan sendiri-sendiri.
Permisalan , 2+3=5
Contoh :
Bila dua insektisida organofosfat diberikan secara bersama, hambatan terhadap Cholinesterase biasanya aditif.
2. Efek sinergistik
Efek sinergistik adalah situasi dimana efek gabungan dari dua bahan kimia jauh melampaui penjumlahan dari tiap-tipa bahan kimia bila diberikan secara sendiri-sendiri.
Permisalan, 2+3=20
Contoh :
CCl4 (Karbon tetrakorida)dan C2H5OH (etanol) yang keduanya adalah senyawa hepatotoksik bila secara bersamaan diberikan akan menghasilkan kerusakan hati yang jauh lebih berat daripada jumlah masing-masing efek secara individual.
3. Potensiasi
Potensiasi adalah keadaan dimana suatu senyawa kimia tidak mempunyai efek toksik terhadap system atau organ tertentu, tapi bila ditambahkan ke dalam bahan kima lain akan membuat bahan tersebut menjadi jauh lebih toksik.
Permisalan, 0+2=10
Contoh: Iso propanoltidak bersifat hepatotoksik tetapi bila zat tersebut diberikan di samping pemberian CCl4, efek hepatotoksik dari CCl4 akan menjadi jauh lebih besar dibandingkan bila diberikan secara sendiri.
4. Antagonistis
Antagonistis adalah situasi dimana dua bahan kimia bila diberikan secara bersamaan efeknya saling mempengarhi dalam arti saling meniadakan efek toksik.
Permisalan, 4+6=8

Sumber : Buku Kimia Lingkungan karangan Dr. Rukesih A., M.Si.

Emiliana P (08303244028)

Rabu, 22 Desember 2010

Beberapa Bahan Pencemar Air

Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai macam sumber. Bahan-bahan pencemar air tersebut juga dapat menimbulkan kematian bila air tersebut terus-menerus digunakan untuk dikonsumsi. Zat-zat yang dapat menjadi bahan pencemar air antara lain adalah zat yang berupa logam-logam berat seperti arsen (As), kadmium (Cd), berilium (Be), Boron (B), tembaga (Cu), fluor (F), timbal (Pb), air raksa (Hg), selenium (Se), seng (Zn), mercuri dan masih ada logam-logam lainnya. Ada yang berupa oksida-oksida karbon (CO dan CO2), oksida ­oksida nitrogen (NO dan NO2), oksida-oksida belerang (SO2 dan SO3), H2S, asam sianida (HCN), senyawa/ion klorida, partikulat padat seperti asbes, tanah/lumpur, juga senyawa-senyawa hidrokarbon seperti metana, dan heksana. Bahan-bahan ini bias terdapat dalam air yang terkadang kita tidak menyadari bahwa air di sekitar kita telah tercemar, ada yang berupa larutan ada pula yang berupa partikulat-partikulat, bahan-bahan tadi dapat masuk ke dalam tubuh kita melaui banyak cara, ada yang melalui makanan, kemudian terbwa ke dalam pencernaan kita, kemudian ada yang bahkan bias masuk melalui pori-pori kulit kita.
            Di antara bahan-bahan pencemar tadi, dapat kita temukan pada air-air alam atau air limbah dari pabrik-pabrik. Air-air alam yang sudah tercemar dapat disebabkan karena air dari limbah pabrik tadi meresap ke dalam tanah kemudian mencemari air tanah. Ada bebera[pa unsure-unsuir logam di atas juga yang ternyata diperlukan oleh makhluk hidup. Walaupun unsur-unsur diatas dalam jumlah kecil, sensial/diperlukan dalam makanan hewan maupun tumbuh­tumbuhan, tapi jika bahan-bahan tersebut dalam jumlah yang besar, ternyata malah akan menjadi racun bagi makhluk hidup, contohnya adalah tembaga (Cu), seng (Zn) dan selenium (Se) dan molibdium esensial yang mana bergunan untuk tanaman tetapi bersifat racun untuk hewan.
Air adalah kebutuhan yang paling utama bagi kehidupan di muka bumi untuk semua makhluk hidup, terutama bagi manusia. Oleh karena itu apabila air yang akan digunakan mengandung bahan pencemar akan mengganggu kesehatan manusia, menyebabkan keracunan bahkan sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian apabila bahan pencemar itu tersebut menumpuk dalam jaringan tubuh manusia.
Bahan pencemar yang menumpuk dalam jaringan organ tubuh dapat meracuni organ tubuh tersebut, sehingga organ tubuh tidak dapat berfungsi lagi dan dapat menyebabkan kesehatan terganggu bahkan dapat sampai meninggal.
Selain bahan pencemar air seperti tersebut di atas ada juga bahan pencemar berupa bibit penyakit (bakteri/virus) misalnya bakteri coli, disentri, kolera, typhus, para typhus, lever, diare dan bermacam­macam penyakit kulit. Bahan pencemar ini terbawa air permukaan seperti air sungai dari buangan air rumah tangga, air buangan rumah sakit, yang membawa kotoran manusia atau kotoran hewan.
(seftian Pramudya 08303244020) 

Senin, 20 Desember 2010

Pencemaran Udara, Serta Sumber-Sumbernya

Ada beberapa macam sumber pencemaran udara. Ternyata gas-gas seperti CO, SO2, H2S, partikulat padat dan partikulat cair merupakan zat alami yang dapat mencemari udara. Bila ini karena alam maka ini disebut dengan bahan pencemar udara alami, sedangkan bila yang merupakan karena kegiatan manusia disebut dengan bahan pencemar buatan.
Adanya gas-gas dan partikulat-partikulat secara alami dapat bersumber dari gunung berapi, pelapukan tumbuh-tumbuhan, ledakan gunung berapi dan kebakaran hutan, serta kegiatan manusia ini akan mengganggu siklus yang ada di udara sehingga akan mengganggu sistem keseimbangan dinamik di udara, dan dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara.
Ada beberapa sistem keseimbangan dinamik dalam alam semesta ini yang membantu makhlukhidup untuk dapat bertahan hidup. Ini merupakan salah satu contoh nyata kebesaran Allah SWT yang mengatur alam semesta ini sedemikian rupa sehingga terjadi keseimbangan yang sempurna. Salah satu contoh adalah siklus nitrogen dan siklus karbon.

Gambar 1 Siklus nitrogen
Sebenarnya bahan pencemar yang dihasilkan oleh kegiatan manusia ini konsentrasinya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan yang sudah ada di udara yang terjadi secara alami, karena itu dapat mengganggu sistem kesetimbangan dinamik di udara dan sehingga akan dapat mengganggu manusia itu sendiri beserta lingkungannya.

Gambar 2 Siklus karbon
Sumber bahan pencemar udara ada lima macam yang merupakan penyebab utama (sekitar 90%) terjadinya pencemaran udara global di seluruh dunia yaitu:
  1. Gas karbon monoksida, CO
  2. Gas-gas nitrogen oksida, NOx
  3. Gas hidrokarbon, CH
  4. Gas belerang oksida, SOx
  5. Partikulat-partikulat (padat dan cair)
Gas karbon monoksida merupakan bahan pencemar yang paling banyak terdapat di udara, sedangkan bahan pencemar berupa partikulat (padat maupun cair) merupakan bahan pencemar yang sangat berbahaya (sifat racunnya sekitar 107 kali dari sifat racunnya gas karbon monoksida).
a. Gas karbon monoksida, CO
Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa, titik didih -192ยบ C, tidak larut dalam air dan beratnya 96,5% dari berat udara. Reaksi-reaksi yang menghasilkan gas karbon monoksida antara lain:
  • Pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar atau senyawa­ senyawa karbon lainnya:
2 C + O 2 → 2 CO
  • Reaksi antara gas karbon dioksida dengan karbon dalam proses industri yang terjadi dalam tanur:
CO2 + C → 2 CO
  • Penguraian gas karbon dioksida pada suhu tinggi:
2 CO2 →2 CO + O 2
  • Gas karbon monoksida yang dihasilkan secara alami yang masuk ke atmosfer lebih sedikit bila dibandingkan dengan yang dihasilkan dari kegiatan manusia.
b. Gas-gas Nitrogen oksida, NOx
Nitrogen dioksida, dikenal luas sebagai gas tertawa, adalah senyawa kimia dengan rumus N2O. Pada suhu ruang, ia berwujud gas tak berwarna dan tidak flamabel (tidak mudah meledak). Apabila dihirup atau dicecap terasa sedikit aroma dan rasa manis.
Gas ini dipakai luas dalam pembiusan (anestesi) dan pematirasaan (analgesik). Sebutan "gas tertawa" merujuk pada efek kegirangan (euforia) yang dialami manusia apabila menghirupnya, sehingga dulu pernah digunakan sebagai halusinogen rekreatif (hiburan). Pada suhu tinggi, N2O memiliki perilaku oksidator sekuat oksigen, sehingga dipakai dalam pembakaran roket dan motor balap untuk meningkatkan tenaga yang dikeluarkan mesin. Gas ini juga menjadi penanda bagi ranjau atau peledak lainnya yang gagal atau belum meledak.
Sebagai salah satu gas rumah kaca dan pencemar udara, N2O termasuk gas yang berbahaya karena memiliki 298 kali pengaruh yang lebih kuat per satuan berat daripada CO2 dalam rentang waktu 100 tahun. Di udara, N2O bereaksi dengan atom oksigen membentuk NO, dan NO kemudian akan memecah ozon.
c. Hidrokarbon CH
Sumber terbesar senyawa hidrokarbon adalah tumbuh­-tumbuhan. Gas metana CH4 adalah senyawa hidrokarbon yang banyak dihasilkan dari penguraian senyawa organik oleh bakteri anaerob yang terjadi dalam air, dalam tanah dan dalam sedimen yang masuk ke dalam lapisan atmosfer:
2 (CH2O)n → CO2 + CH4
d. Gas-gas belerang oksida SOx
SOx mempunyai ciri bau yang tajam, bersifat korosif (penyebab karat), beracun karena selalu mengikat oksigen untuk mencapai kestabilan phasa gasnya. Sox menimbulkan gangguan sitem pernafasan, jika kadar 400-500 ppm akan sangat berbahaya, 8-12 ppm menimbulkan iritasi mata, 3-5 ppm menimbulkan bau.
Konsentrasi gas SO2 diudara akan mulai terdeteksi oleh indera manusia (tercium baunya) manakala kensentrasinya berkisar antara 0,3 – 1 ppm. Jadi dalam hal ini yang dominan adalah gas SO2. Namun demikian gas tersebut akan bertemu dengan oksigen yang ada diudara dan kemudian membentuk gas SO3
Gas belerang dioksida dihasilkan dari pembakaran senyawa­senyawa yang mengandung unsur belerang. Gas belerang dioksida SO2 terdapat di udara biasanya bercampur dengan gas belerang trioksida SO3 dan campuran ini diberi simbol sebagai SOx.
S + O2 → SO2
2 SO2 + O 2 → 2 SO3
e. Partikulat
Yang dimaksud dengan partikulat adalah berupa butiran-butiran kecil zat padat dan tetes-tetes air. Partikulat-partikulat ini banyak terdapat dalam lapisan atmosfer dan merupakan bahan pencemar udara yang sangat berbahaya.
Seftian Pramudya (08303244020)

Senin, 13 Desember 2010

Plastik Biodegradable

Plastik biodegradable, sudahkah Anda mendengar tentang hal ini? Penggunaan plastik yang mungkin sekarang boleh dikatakan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Contoh yang paling nyata adalah penggunaan plastik sebagai wadah untuk membawa barang belanjaan kita. Namun plastic yang selaa ini kita gunakan dipasaran ternyata adalah plastik yang merupakan polimer sintetik yang terbuat dari minyak bumi yang sangat sulit sekali terurai di alam. Sedangkan produksinya yang secara besar-besaran mengakibatkan terus bertambahnya polusi yang disebakan oleh sampah plastik tersebut.
Untuk menyelamatkan lingkungan sekarang sudah mulai dikembangkan plastic biodegradable. Plastik jenis ini dapat diuraikan kembali oleh mikroorganisme secara alami menjadi senyawa yang ramah lingkungan. Dari bahan pembuatnya juga ternyata merupakan sumber daya yang dapat diperbaharui. Jika sebelumnya plastik yang biasa kita gunakan berbahan dasar petroleum, batu bara, ataupun gas alam, maka pada plastic jenis biodegradable ini berbahan dasar material yaitu senyawa-senyawa yang berbahan dasar dari tanaman yaitu selulosa, kolagen, kasein, protein atau lipid yang terdapat dalam hewan.
Jenis-jenis Plastic Biodegradable
Jenis plastic biodegradable antara lain adalah polyhidroksialkanoat (PHA) dan poli-asam amino yang berasal dari sel bakteri, polylaktida (PLA) yang merupakan modifikasi asam laktat hasil perubahan zat tepung kentang atau jagung dari mikroorganisme, dan poliaspartat sintesis yang dapat terdegradasi. Bahan dasar plastic yang berasal dari selulosa bakteri, kitin, kitosan, atau tepung yang terkandung dalam tumbuhan, serta beberapa material plastic atau polimer yang lain yang terdapat di sel tumbuhan dan hewan.
Biodegrabilitas
Alasn utama pembutan plastic jenis ini adalah kemudahannya untuk terurai di alam. Sebagai perbandingan, plastic tradisional yang biasa kita pakai sehari-hari membutuhkan waktu sekitar 50 tahun untuk dapat terurai alam, sedangkan untuk plastic biodegradable ini membutuhkan waktu yang lebih singkat, yaitu sekitar 10 sampai 20 kali lebih cepat. Pada umumnya setelah sampah kemasan dibuang ke tanah, maka kemudian akan mengalami proses penghancuran secara alamiah mulai dari proses fotodegradasi (cahaya matahari, katalis), degradasi kimiawi (air, oksigen), biodegradasi (bakteri, alga, jamur, enzim) atau degradasi mekanik (angin, abrasi). Proses terjadinya biodegradasi  palastik ini di alam secara umum adalah dimulai dengan tahap degradasi kimia yaitudengan proses oksidasi molekul, menghasilkan polimer dengan berat molekul rendah. Kemudian terjadi proses penyerangan mikroorganisme dan aktivitas enzim.
Penggunaan dalam skala yang besar plastic jenis ini tentu akan sangat membantu untuk meminimalisir polusi-polusi serta kerusakan alam yangh telah terjadi di bumi. Selain itu bahan dasar pembuatan plastic ini adalah bahan-bahan yang dapat diperbaharui sehingga akan sangat bagus prospek perkembangannya dimasa yang akan datang serta akan mampu turut serta untuk mengurangi konsumsi dunia pada minyak serta gas alam.
(Seftian Pramudya 08303244020)

Penggunaan Plastik dan Masalahnya Bagi Lingkungan


Tidak seperti bahan-bahan alam lainnya, plastic yang biasanya kita gunakan untuk membawa barang belanjaan, apakah dari pasar, bahkan dari pusat-pusat perbelanjaan yang megah sekalipun di Indonesia kebanyakan masih menggunakan plastik. Plastik yang kita gunakan sehari-hari ini merupakan sampah yang bersifat non-biodegradable, artinya sampah tersebut tidak dapat didaur ulang. Di Amerika misalnya, 30% volume sampah di Amerika Serikat terdiri dari plastik. Bagaimana di negara kita, Indonesia? Pada umumnya sampah plastik di Indonesia ditanggulangi dengan cara dikubur atau dibakar dalam incinerator, belum lagi ada yang dibuang ke sungai-sungai maupun tempat-tempat lain yang malah akan menimbulkan banyak masalah dikemudian hari. Nyatanya cara penanggulangan tersebut juga belum dapat menyelesaikan masalah. Plastik yang dikubur tidak akan membusuk sementara lahan tempat mengubur plastik semakin sulit dicari. Pembakaran plastik akan menyebabkan polusi. Misalnya, pembakaran PVC menghasilkan gas hidrogen klorida (HCl) atau gas klorin(Cl2). Berikut ini merupakan beberapa cara yang dapat dipertimbangkan untuk menanggulangi masalah plastik:
a. Daur ulang
Plastik termoplas dapat dibentuk ulang melalui pemanasan. Dapat juga didepolimerisasi sehingga diperoleh kembali monomernya. Akan tetapi, sulit sekali memilah sampah plastik menurut jenisnya. Sampah plastik seringkali merupakan campuran dari berbagai jenis. Dengan demikian juga mengandung plasticiser, pigmen warna, dan campuran bahan lainnya. Akibatnya, hasil daur ulangnya paling merupakan plastik dengan mutu yang lebih rendah dan kurang nilai ekonomisnya.
Di negara maju yang penduduknya sadar lingkungan, produsen mencantumkan kode yang menyatakan jenis plastik. Lalu di tempat­-tempat umum disediakan tempat sampah dengan berbagai kode, sehingga masyarakat dapat membuang sampah plastik menurut jenisnya.
b. Membuat plastik yang biodegradable
Sudah saatnya kita memikirkan nasib dari bumi ini yang terus-menerus mengalami penambahan polusi-polusi akibat ulah manusia. Dengan membuat plastik yang biodegradable, maka plastik akan hancur dalam beberapa tahun. Plastik biodegradable terbuat dari material yang dapat diperbaharui, yaitu dari senyawa-senyawa yang terdapat dalam tanaman misalnya selulosa, kolagen, kasein, protein atau lipid yang terdapat dalam hewan. Sampai saat ini masih diteliti berapa cepat atau berapa banyak polimer biodegradable ini dapat diuraikan alam. Di samping itu penambahan tepung pada pembuatan polimer biodegradable menambah biaya pembuatan plastik. Namun ini menjadi potensi yang besar di Indonesia karena di Indonesia terdapat berbagai tanaman  penghasil tepung seperti singkong, jagung, beras, kentang dan lainnya. Bukan tidak mungkin dikemudian hari Indonesia menjadi negara produsen terbesar plastik biodegradable.
c. Pirolisis
Apabila plastik dipanaskan hingga 7000C tanpa udara, maka molekul plastik akan terurai membentuk molekul-molekul sederhana. Campuran plastik yang biasa, seperti politena, polipropilena atau polistirena, ketika dipirolisis akan menghasilkan hidrokarbon sederhana serti etena atau propena atau benzena. Senyawa tersebut dapat dipisahkan melalui destilasi bertingkat. Hasilnya kemudian dapat digunakan untuk membuat berbagai bahan kimia termasuk plastik. Untuk sekarang ini, pirolisis dinilai tidak ekonomis, karena masih tersedia bahan baku yang lebih murah, yaitu dari minyak bumi dan gas alam.
Keuntungan yang diperoleh dari cara pirolisis, salah satunya adalah kita dapat menyortir limbah plastik menurut jenisnya.
(Dari Berbagai Sumber) 
(Seftian Pramudya 08303244020) 

Senin, 06 Desember 2010

Polusi Tanah

Setiap tahun pada pabrik-pabrik di ASdi rilis lebih dari 3 juta ton bahan kimia beracun ke udara, tanah dan air. Limbah berbahaya ini menyebabkan kita kehilangan lebih dari 15 juta hektar lahan setiap tahun, itu mengarah pada komplikasi pernafasan dan masalah kesehatan lain dan itu membuat sungai-sungai dan danau terlalu tercemar.
Tapi pabrik hanya bagian dari masalah polusi. Pencemaran disebabkan oleh limbah industri dan komersial, praktek pertanian, aktivitas manusia sehari-hari dan terutama, alat transportasi. Di mana pun Anda pergi dan apa yang Anda lakukan, ada sisa-sisa polusi.

Apa itu polusi?
Polusi adalah pengenalan kontaminan ke lingkungan. Hal ini diciptakan terutama oleh tindakan manusia, tetapi juga bisa akibat bencana alam. Pencemaran memiliki efek yang merugikan pada setiap organisme hidup dalam lingkungan, sehingga hampir mustahil untuk mempertahankan hidup.
Polusi merugikan lingkungan bumi dan penduduknya dalam banyak hal. Salah satu yang akan kita bahas adalah pencemaran tanah.
Pada tanah, dapat terjadi polusi pencemaran permukaan tanah alami Bumi oleh aktivitas industri, komersial, domestik dan pertanian.
Apa sumber-sumber pencemaran tanah?
Beberapa kontributor utama pencemaran tanah adalah:
  1. Kimia dan tanaman nuklir
  2. Industri pabrik
  3. Kilang minyak
  4. Kotoran manusia
  5. Minyak dan antibeku yang bocor dari mobil
  6. Pertambangan
  7. Sampah sembarangan 
  8. Deforestasi
  9. Konstruksi puing

Fakta tentang Pencemaran Tanah
Berikut adalah beberapa fakta tentang polusi tanah:
  • Setiap satu tahun Amerika menghasilkan lebih dari £ 3285 limbah berbahaya
  • Polusi tanah  menyebabkan kita kehilangan 24 miliar ton top soil setiap tahun
  • Amerika menghasilkan cangkir busa 30 miliar, 220 juta ban dan 1,8 milyar popok sekali pakai setiap tahun
  • Kami cukup membuang sampah setiap hari untuk mengisi 63.000 truk sampah
  • Setiap hari orang Amerika membuang 1 juta gantang sampah keluar jendela mobil mereka
  • Lebih dari 80% dari barang di landfill dapat didaur ulang, tapi mereka tidak melakukannya.

Bagaimana Mencegah Pencemaran Tanah
Cara terbaik untuk mencegah pencemaran tanah adalah untuk mendaur ulang. Berikut adalah beberapa cara lain Anda dapat mengurangi polusi tanah: 
  • Membeli produk biodegradable
  • Simpan semua bahan kimia cair dan limbah dalam wadah
  • Makan makanan organik yang tanpa pestisida
  • Jangan gunakan pestisida
  • Gunakan baki tetesan untuk mengumpulkan oli mesin
  • Membeli produk yang memiliki kemasan kecil
  • Jangan membuang oli motor di tanah
(seftian pramudya 08303244020)